Jakarta, INEWSAIR – Bukukan Laba bersih setelah pajak (NPAT) senilai Rp2 triliun untuk semester I tahun 2017. Nilai ini meningkat 18% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh penurunan biaya kredit dan efisiensi pengelolaan operasional Danamon.
“Portfolio kredit Danamon terus bergeser ke segmen non-mass market. Kredit pada segmen UKM tumbuh 9% menjadi Rp26,7 triliun. Portfolio Enterprise yang terdiri dari perbankan korporasi, komersial dan institusi keuangan, tumbuh 6% menjadi Rp37,1 trliun dan kredit Mortagage tumbuh 25% menjadi Rp4,9 triliun,” papar Chief Financial Officer dan Direktur Danamon Vera Eve Lim.
Di luar perbankan mikro, total portofolio kredit dan trade finance tumbuh 4% menjadi Rp119,8 triliun pada akhir semester 2017. Rasio kredit terhadap total pendanaan (LFR) ada di titik 89,6%, CASA naik 4% menjadi Rp46,7% dan rasio CASA tumbuh menjadi 44,3%.
“Rasio kecukupan (CAR) tetap menjadi salah satu yang terbaik, dengan CAR Konsolidasi berada pada posisi 21,5% dan CAR Bank Only pada 23,2%,” kata Vera.
Fee income tercatat di Rp566 miliar, yang didukung oleh kontribusi net underwriting profit Adira Insurance yang tumbuh 9% menjadi Rp252 miliar. Bancaassurance Fee juga tumbuh 12% menjadi Rp160 miliar.
NPL Danamon turun 4% menjadi Rp3,8 triliun dan biaya kredit menurun 23% menjadi Rp1,7 triliun. Rasio kredit bermasalah juga masih dibawah batas regulator yaitu 3,2%.
“Danamon terus meningkatkan kualitas asetnya melalui penerapan prosedur pengelolaan risiko yang pruden serta proses collection dan credit recovery yang disiplin,” ungkap Vera.(AAN)